Mengenal Situs Lembu Ayu
Situs Lembu Ayu berada di Desa Susukan, Kab. Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Merupakan benda cagar budaya yang diimpikan warga setempat supaya bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata bernuansa religi.
Menurut informasi dari Kepala Desa Susukan, yaitu Bpk. Kasan, tidak sedikit wisatawan datang ke Situs Lembu Ayu sekadar berkunjung untuk berziarah karena secara kebetulan di samping situs tersebut terdapat petilasan yang diyakini warga setempat sebagai makam dari Kiai Pandung Aguna.
"Mayoritas wisatawan yang berkunjung merupakan warga keturunan Tionghoa," kata Bpk. Kasan.
Dengan demikian, ia bertekad, pihaknya berencana mengembangkan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi. Tak hanya itu, ada daya tarik wisata lain yang bisa dikembangkan seperti Taman Lazuardi dan kolam renang untuk anak-anak.
Namun Kasan mengakui butuh proses cukup lama untuk menjadikan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata bernuansa religi. Dengan alasan pihaknya masih kesulitan menyusun sejarah dari tempat tersebut, khususnya sosok dari Ki Pandung Aguna.
Berdasarkan historical turun-temurun, sosok Ki Pandung Aguna adalah seorang pencuri dengan sasaran orang-orang kaya yang tidak mau menolong fakir miskin. Kurang lebih seperti cerita Si Pitung.
Harta benda yang sudah dicuri Ki Pandung Aguna dari orang kaya itu kemudian dibagikan kepada fakir miskin.
"Suatu ketika, Ki Pandung Aguna ketahuan sedang mencuri seekor sapi, hingga pada akhirnya tubuhnya dipotong dan makamnya diyakini berada di dekat Situs Lembu Ayu," katanya.
"Warga sekitar juga percaya, Situs Lembu Ayu yang berada di sebelah selatan SMP Negeri 4 Satu Atap Sumbang yang erat kaitannya dengan Situs Jambu yang berada di sebelah Utara sekolah tersebut."
Menurutnya Situs Jambu yang berjarak kurang lebih 200 meter dari Situs Lembu Ayu, terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai petilasan makam Kiai Purbawasesa.
Akan tetapi dari kedua situs tersebut, hanya Situs Lembu Ayu yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
"Mungkin karena di Situs Lembu Ayu tersebut terdapat beberapa benda bersejarah sehingga tempat itu dijadikan sebagai salah satu cagar budaya. Sayangnya ketika hendak diresmikan sebagai cagar budaya oleh Pemkab Banyumas pada tahun 2004, salah satu benda bersejarah berupa patung lembu (sapi) putih yang kepalanya terpotong, sudah hilang dicuri orang," ujarnya.
"Meskipun demikian, sekarang sudah dibuatkan patung penggantinya oleh warga keturunan Tionghoa, namun tidak seperti aslinya. Sedangkan benda-benda lainnya masih tetap ada hingga kini,"
Ia mengatakan bahwa benda bersejarah yang masih tersisa hingga saat ini berupa sebuah lingga dan juga dua buah yoni. Dimana salah satunya berukuran kecil serta fragmen batu seperti candi.
Untuk mencegah kehilangan benda tersebut terulang kembali. Pemdes Susukan beserta warga sekitar terus berupaya menjaga keberadaannya agar wutuh dan tidak sampai rusak atau hilang seperti halnya patung lembu putih.
Namun petilasan yang diyakini sebagai makam Ki Pandung Aguna. Pemdes Susukan telah menutupinya dengan bangunan atau 'cungkup' yang diberi lantai untuk tempat duduk untuk peziarah.
Sementara untuk lingga dan yoni letaknya berada di luar 'cungkup' dengan posisi tetap seperti awalnya.
Menurut beberapa informasi yang dihimpun dari berbagai sumber. Situs Lembu Ayu yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) Kabupaten Banyumas itu diperkirakan merupakan peninggalan artefak di zaman kejayaan kerajaan Hindu.
Hal itu terlihat dari ciri khas keberadaan lingga dan yoni serta fragmen batu candi. Sedangkan patung lembu putih tersebut menggambarkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, yakni Nandiswara telah dicuri orang dan hingga sekarang belum ditemukan.
Menurut informasi dari Kepala Desa Susukan, yaitu Bpk. Kasan, tidak sedikit wisatawan datang ke Situs Lembu Ayu sekadar berkunjung untuk berziarah karena secara kebetulan di samping situs tersebut terdapat petilasan yang diyakini warga setempat sebagai makam dari Kiai Pandung Aguna.
"Mayoritas wisatawan yang berkunjung merupakan warga keturunan Tionghoa," kata Bpk. Kasan.
Dengan demikian, ia bertekad, pihaknya berencana mengembangkan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi. Tak hanya itu, ada daya tarik wisata lain yang bisa dikembangkan seperti Taman Lazuardi dan kolam renang untuk anak-anak.
Namun Kasan mengakui butuh proses cukup lama untuk menjadikan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata bernuansa religi. Dengan alasan pihaknya masih kesulitan menyusun sejarah dari tempat tersebut, khususnya sosok dari Ki Pandung Aguna.
Berdasarkan historical turun-temurun, sosok Ki Pandung Aguna adalah seorang pencuri dengan sasaran orang-orang kaya yang tidak mau menolong fakir miskin. Kurang lebih seperti cerita Si Pitung.
Harta benda yang sudah dicuri Ki Pandung Aguna dari orang kaya itu kemudian dibagikan kepada fakir miskin.
"Suatu ketika, Ki Pandung Aguna ketahuan sedang mencuri seekor sapi, hingga pada akhirnya tubuhnya dipotong dan makamnya diyakini berada di dekat Situs Lembu Ayu," katanya.
"Warga sekitar juga percaya, Situs Lembu Ayu yang berada di sebelah selatan SMP Negeri 4 Satu Atap Sumbang yang erat kaitannya dengan Situs Jambu yang berada di sebelah Utara sekolah tersebut."
Menurutnya Situs Jambu yang berjarak kurang lebih 200 meter dari Situs Lembu Ayu, terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai petilasan makam Kiai Purbawasesa.
Akan tetapi dari kedua situs tersebut, hanya Situs Lembu Ayu yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
"Mungkin karena di Situs Lembu Ayu tersebut terdapat beberapa benda bersejarah sehingga tempat itu dijadikan sebagai salah satu cagar budaya. Sayangnya ketika hendak diresmikan sebagai cagar budaya oleh Pemkab Banyumas pada tahun 2004, salah satu benda bersejarah berupa patung lembu (sapi) putih yang kepalanya terpotong, sudah hilang dicuri orang," ujarnya.
"Meskipun demikian, sekarang sudah dibuatkan patung penggantinya oleh warga keturunan Tionghoa, namun tidak seperti aslinya. Sedangkan benda-benda lainnya masih tetap ada hingga kini,"
Ia mengatakan bahwa benda bersejarah yang masih tersisa hingga saat ini berupa sebuah lingga dan juga dua buah yoni. Dimana salah satunya berukuran kecil serta fragmen batu seperti candi.
Untuk mencegah kehilangan benda tersebut terulang kembali. Pemdes Susukan beserta warga sekitar terus berupaya menjaga keberadaannya agar wutuh dan tidak sampai rusak atau hilang seperti halnya patung lembu putih.
Namun petilasan yang diyakini sebagai makam Ki Pandung Aguna. Pemdes Susukan telah menutupinya dengan bangunan atau 'cungkup' yang diberi lantai untuk tempat duduk untuk peziarah.
Sementara untuk lingga dan yoni letaknya berada di luar 'cungkup' dengan posisi tetap seperti awalnya.
Menurut beberapa informasi yang dihimpun dari berbagai sumber. Situs Lembu Ayu yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) Kabupaten Banyumas itu diperkirakan merupakan peninggalan artefak di zaman kejayaan kerajaan Hindu.
Hal itu terlihat dari ciri khas keberadaan lingga dan yoni serta fragmen batu candi. Sedangkan patung lembu putih tersebut menggambarkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, yakni Nandiswara telah dicuri orang dan hingga sekarang belum ditemukan.
Tidak ada komentar